Selasa, 29 Maret 2011

Strukturalisme, Perspektif Hubungan Internasional yang Kurang Terkenal

Strukturalisme adalah salah satu perspektif Hubungan Internasional yang kurang popular namun sangat penting. Kaum strukturalis menghendaki agar keadilan terus dipahami oleh banyak orang terutama di dunia berkembang. Strukturalis juga berpendapat bahwa hubungan ekonomi global dirancang sedemikian rupa untuk menguntungkan kelas-kelas sosial tertentu sehingga menghasilkan sebuah ‘sistem dunia’ yang pada dasarnya tidak adil.
Strukturalisme memiliki beberapa persamaan dengan perspektif-perspektif lain. Strukturalisme dan realisme sama-sama menekankan konflik sebagai proses utama dalam hubungan internasional. Neorealisme dan strukturalisme sama-sama memandang konflik itu bersifat structural karena kerangka kerja yang ada di dalamnya berlangsung hubungan ekonomi antar-negara. Strukturalisme mempunyai dasar yang sama dengan pluralis liberal dalam penekanannya terhadap karakteristik hubungan ekonomi internasional yang saling terhubung dan terhadap pentingnya aktor non-negara. Namun, strukturalisme lebih menekankan karakteristik perekonomian global yangrawan konflik dan hubungan dominasi dan dependensi yang bersifat structural daripada anarki sistem Negara atau interdependensi yang kompleks.
Strukturalisme mempunyai nama lain seperti teori dependensi, teori sistem dunia, model pusat-pinggiran dan radikalisme. Poin-poin ajaran strukturalisme adalah
1. Karakteristik Hubungan Internasional yang sangat dibentuk oleh struktur perekonomian dunia yang kapitalis atau sistem dunia yang kapitalis.
2. Politik internasional dibentuk atau ditentukan oleh faktor-faktor ekonomi.
3. Aktor-aktor utama adalah negara-negara, perusahan-perusahaan multinasional dan transnasional serta kelas-kelas sosial transnasional.
4. Negara lebih mencerminkan kepentingan kelas-kelas dominan daripada keberadaan ‘kepentingan nasional’ yang murni.
5. Kapitalisme pada dasarnya merupakan suatu tatanan sosial dan ekonomi yang adil dan menghasilkan konflik dan ketidakharmonisan.
6. Kapitalisme ditandai dengan kontradiksi-kontradiksi internal dan merupakan sasaran bagi krisis periodik.

Asal-usul
Strukturalisme banyak terpengaruh dari pemikiran Karl Marx. Marx berpendapat bahwa pengaturan perekonomian dan hubungan ekonomi yang ia sebut sebagai ‘model produksi’, membentuk dasar materi bagi masyarakat. Misalnya perekonomian orang Barat yang masih didasarkan pada produksi barang dan jasa manufaktur secara besar-besaran. Sedikit orang berperan sebagai pemilik kekayaan dan sebagian besar bekerja pada mereka untuk mendapatkan upah.
Marx percaya bahwa dasar perekonomian mendukung serangkaian institusi politik dan sosial lainnya seperti Negara, pengadilan, gereja dan lain lain. Ia yakin bahwa kekuatan ekonomi akan menggerakkan perubahan sosial dan politik. Ia juga yakin bahwa ekonomi adalah kekuatan dinamis yang mendorong perubahan pada organisais, praktik dan institusi sosial.
Marx menganggap bahwa masyarakat dipenuhi dengan ketegangan/konflik internal dan bahwa semua bentuk organisasi sosial dan ekonomi didasarkan pada bentuk penindasan dan eksploitasi oleh para kapitalis pada para pekerja. Ia meyakini bahwa krisis kapitalisme akan dialami oleh perekonomian industry yang relatif maju seperti Inggris dan Jerman.
Di dalam pemikiran strukturalis terdapat dua teori yang sangat berpengaruh terhadap disiplin kontemporer, yaitu Teori Ketergantungan (Dependency) dan Teori Sistem Dunia (World-System).
Teori Ketergantungan populer pada tahun 1960-an dan berkembang sebagai suatu kritik terhadap Teori Modernisasi Liberal. Modernisasi ditandai dengan perubahan secara ekonomi, teknologi, industri, sosial, budaya dan politik. Dikaitkan dengan pembangunan dan indistrialisasi kapitalis, penemuan teknologi, konsumerisme, ekonomi pasar dan pertumbuhan populasi. Kritik terhadap teori ini mengatakan bahwa modernisasi belum berjalan bahkan pada masyarakaat yang telah menanamkan nilai-nilanya. Kemudian modernisasi akan menganggap budaya, tradisi dan sejarah beberapa ‘negara kurang berkembang’ sebagai sesuatu yang tidak berarti.
Teori Dependency muncul sebagai usaha kaum intelektual Amerika Selatan untuk memperkirakan ketidakmampuan masyarakat mereka dalam ‘mengejar’ negara-negara di Amerika utara dan Eropa Barat. Pada intinya, teori ini mengatakan bahwa ketergantungan selalu ada di Negara berkembang terhadap Negara maju. Teori ini menyerang Teori Modernisasi karena dirasa sesat memprediksi tentang prospek pembangunan di Negara dunia ketiga.
Selanjutnya tentang Teori Sistem Dunia (TSD) yang menyatakan bahwa unsur-unsur sistem dunia tidak bisa dipahami secara terpisah, sehingga diperlukan pendekatan secara menyeluruh. Sistem dunia adalah sesuatu yang paling besar dan paling kompleks dari segalanya dan terdiri dari dua jenis, yaitu Kerajaan Dunia (World Empire) dan Ekonomi Dunia (World Economy). Kerajaan dunia dimaksudkan pada era adanya penaklukan oleh sebuah negara terhadap negara lain dengan maksud eksploitasi ekonomi ataupun dominasi politik. Perekonomian dunia misalnya terjadi pada tahun 1500 di Eropa. Kala itu penggabungan antara teknologi transportasi dan teknologi militer digunakan untuk mendikte dan memaksakan aturan-aturan dagang yang menguntungkan.
Jika Teori Sistem Dunia diterapkan dalam Hubungan Internasional, bagian yang paling diutamakan adalah pernyataan bahwa unit-unit dengan tingkat lebih rendah (negara, komunitas, individu) memang penting, tapi tingkat paling tinggi dari sistem dunia adalah membatasi perilaku dengan berbagai cara.
Asumsi-Asumsi Strukturalisme :
1. Karakteristik manusia tidak bersifat tetap dan esensial. Seseorang adalah produk dari masyarakat mereka.
2. Subjek-subjek bisa dikelompokkan ke dalam berbagai kelompok yang dapat diidentifikasi yang mempunyai kepentingan moral.
3. Strukturalisme sebagai ilmu pengetahuan mengesampingkan kepercayaan moral dari mereka yang menggunakannya sebagai teori penjelasan.
4. Kaum strukturalis tidak membuat pemisahan yang jelas antara nasionall dan internasional. Sistem Negara ditentukan oleh sistem kapitalis internasional. Keduanya muncul bersamaan sehingga sama-sama penting.

Negara dan Kekuasaan
Negara adalah inti konsep dari Teori Strukturalis dan meyakini bahwa negara dalam beberapa hal mencerminkan kepentingan kelas sosial yang dominan. Menurut Teori Marxisme dan Strukturalisme awal, negara dilihat sebagai lembaga yang memaksa : aparat yang menindas yang mendukung tatanan sosial dan ekonomi yang eksploitatif.
Kaum strukturalis menunjukkan mekanisme institusi-institusi negara (pengadilan, polisi, militer, dan sistem ekonomi) bekerja untuk melindungi kepentingan-kepentingan pihak yang sedang berkuasa. Versi-versi strukturalisme yang terkini menyatakan bahwa negara dapat mempunyai otonomi yang terlepas dari kelas dominan.
Dalam mengembangkan analisis tentang saling keterhubungan antara negara, sistem negara dan kapitalisme global, kaum strukturalis telah menjelaskan konsep kunci tentang kekuasaan. Kekuasaan bukan tentang ‘uji coba kekuasaan’ (siapa yang memenangkan perang) tapi kekuasaan tertanam dalam hubungan-hubungan sosial. Dengan kata lain, kekuasaan adalah bagian dari struktur.
Kekuasaan mencakup berbagai kesenjangan antara hubungan kelas kapitalis dan hubungan pusat-pinggiran dan mencakup ide-ide seperti persuasi atau pengaruh.

Institusi-institusi dan Tatanan Dunia
Kaum strukturalis melihat tatanan dunia sebagai sebuah sistem kapitalis dari rangkaian berbagai hubungan sosial, ekonomi dan politik yang saling terhubung yang secara bersama-sama membentuk sebuah struktur. Strukturalis melihat sistem kapitalis global ini sebagai suatu sistem yang distrukturkan secara vertikal-horizontal. Hubungan antar negara distrukturkan secara hierarkis antara penguasa-bawahan juga hubungan antar kelas.
Pernyataan bahwa perekonomian dan politik itu sangat erat hubungannya, memberikan kaum strukturalis alasan untuk membuat berbagai penjelasan tentang karakteristik dan peran negara dan institusi dalam hubungan internasional untuk mengatur tatanan dunia (hubungan-hubungan global yang kapitalis).
Kaum strukturalis percaya bahwa institusi-institusi besar seperti PBB, World Bank dan IMF serta blok-blok perdagangan seperti NAFTA didominasi oleh kelompok-kelompok elit dan Negara-negara hegemon. Jadi kita tidak bisa mempercayai pernyataan-pernyataan World Bank dan IMF tentang peran mereka dalam mengurangi kemiskinan. Organisasi-organisasi ini berperan dalam strtuktur kapitalis yang membantu memelihara ketidakadilan saat ini.

Kesenjangan dan Keadilan
Kaum strukturalis melihat kesenjangan sebagai tampilan mendasar dan penderitaan dari berbagai hubungan internasional karena sistem internasional terbagi dalam kelompok si kaya dan si miskin. Negara-negara kaya akan menggunakan posisi dominasi ekonomi untuk mengatur perekonomian dunia yang menguntungkan mereka dan mengekalkan dominasi mereka. Negara dunia ketiga selalu terjebak dalam ketergantungan pada Negara kaya. Hal ini menyebabkan negara berkembang tidak mampu mendefinisikan tujuan pembangunan mereka –terutama untuk kesejahteraan penduduk- karena perekonomian mereka disusun dan diatur untuk melayani kepentingan-kepentingan negara-negara industrialis.
Teori Sistem Dunia bertujuan menjelaskan sejarah munculnya negara-negara kaya juga terus berlanjutnya kemiskinan di masyarakat-masyarakat dunia ketiga. Teori ini, seperti teori strukturalisme menuntut pembagian secara adil atas kekayaan ekonomi dunia. Tuntutan ini mencakup keadilan harga bagi produk-produk yang dihasilkan negara dunia ketiga dan perbaikan terhadap perdagangan dunia secara umum.

Konflik dan Kekerasan
Bagi kaum strukturalis, konflik erat sekali hubungannya dengan kekuatan-kekuatan di dalam kapitalisme global. Hubungan ekonomi global penuh konflik disebabkan adanya berbagai kecenderungan di dalam kapitalisme.
Kekerasan seperti perang bisa dilihat dari perlawanan negara yang dijajah terhadap negara penjajahnya (menentang imperialisme). Kekerasan dipandang lain karena dianggap menjalari struktur-struktur masyarakat yang menekan kelas pekerja dan kelompok terpinggirkan lainnya.

Perdamaian dan Keamanan
Perdamaian dan keamanan terletak pada pengalihan sistem ke sistem sosio-ekonomi yang tidak ekploitatif sehingga mengurangi berbagai motivasi untuk berperang.

Kesimpulan
1. Strukturalisme merupakan suatu perspektif luas yang merujuk pada pemikiran Marxis juga dipengaruhi oleh ide-ide yang secara tidak langsung berasal dai pemikiran Marxis juga.
2. Varian strukturalisme yang paling terkenal adalah Teori Ketergantungan (Dependency) dan Teori Sistem Dunia.
3. Dalam perspektif strukturalis, tatanan dunia kontemporer dibentuk oleh sistem kapitalis global dan sistem hubungan antar Negara.
4. Ciri-ciri dasar dari tatanan ini adalah kesenjangan.
5. Kaum strukturalis melihat kelas-kelas sebagai aktor dominan dalam hubungan internasional (sama seperti Marxis) juga pentingnya peran negara.
6. Kaum strukturalis menganggap negara dijadikan alat untuk melanggengkan kekuasaan kelas dominan.
7. Strukturalisme melihat IMF dan World Bank dalam membantu melanggengkan dan mempertahankan struktur ketergantungan yang telah ada.
8. Strukturalisme mengklaim bahwa proses-proses akumulasi modal, pengambilan nilai surplus dan eksploitasi bisa diukur secara objektif.

Kritik
1. Strukturalis berkaitan dengan determinismenya. Teori ini menyatakan bahwa posisi aktor-aktor di dalam struktur tertentu menentukan cara mereka bertingkah laku.
2. Strukturalisme menyatakan bahwa strukturalisme bersifat reduksionis. Strukturalisme mereduksi semua fenomena seperti perang, krisis ekonomi, kesenjangan, aspek identitas, dll kedalam dinamika kelas sosial dan perjuangan kelas. Artinya, strukturalis gagal mempertanyakan selauruh permasalah tentang gender, etnitas dan identitas lain.
3. Memusatkan perhatian pada cara memahami ide tentang kepentingan.

2 komentar:

  1. Tulisan yg bagus. Mohon izin di re-share ya...

    Kami bermaksud mempublikasikan lagi tulisan ini (dengan nama dan judul yang sama) di http://portal-hi.net
    Jika punya artikel/tulisan, bisa juga dikirim ke portal ini. :)

    BalasHapus